Oleh
(Beresman Rambe)
Dimulai dari Toga Sumba, mempunyai anak dua orang yaitu Toga Simamora dan Toga Sihombing.
Toga Simamora memperistri putrid dari kel luarga Saribu Raja, sedangkan Toga Sihombing memperistri putrid dari Siraja Lottung.
Toga Simamora, mempunyai anak dari hasil perkawinannya dengan putrid dari keluarga Saribu Raja, bernama Tuan Sumerham, dan seorang putrid yang buta
Sedangkan Toga Sihombing mempunyai empat orang anak dari hasil perkawinannya dengan putrid keluarga Lottung
(setelah ini keturunan keduanya menjadi marga untuk keturunan selanjutnya. Sebelumnya adalah nama)
yaitu Silaban, Nababan, Hutasoit, Lumbantoruan. Kemudian oleh Toga Simamora, mengawini kembali istri dari Toga Sihombing, lahir tiga orang anak yaitu Purba, Manalu, Debataraja. Maka ke-tujuh marga ini merupakan satu ibu, lain bapak. Kita tinggalkan sejarah tersebut kita focus kepada sejarah selanjutnya tentang Tuan Sumerham. Keturunan Toha Simamora dan Toga Sihombing, bermukim di Tano Tipang Bakkara. Tuan Sumerham bersama tiga orang keturunan Toga Simamora kemudian, tinggal serumah dan keturunan Toga Sihombing berada serumah di tempat lain. Tuan Sumerham memperistri putrid dari keluarga marga Siregar juga cucu dari Lottung. Kemudian sejarahnya, semuanya sudah berkeluarga.
Purba, Manalu, Debataraja masing-masing segera dikaruniai anak. Sedangkan Tuan Sumerham dengan istrinya boru Siregar belum mempunyai anak. Hal inilah salah satu yang menganjal hubungan antara keluarga Tuan Sumerham dengan ketiga Saudara tirinya. Berbagai ejekan dan hinaan hamper setiap hari diterima oleh opong boru kita boru Siregar dan tetap tidak “dihailahon tondina”
Hal ini juga diselami oppung kita Tuan Sumerham. Pada suatu saat oppugn boru kita boru Siregar memohon kepada Tuan Sumerham, agar mereka pergi jauh dari ketiga Saudaranya, karena boru Siregar sudah tidak tahan lagi atas ejekan dan hinaanistri ketiga Saudara tirinya. Akhirnya di suatu malam hari saat Saudara tirinya tertidur, mereka meninggalkan kampungnya, Tano Tipang Bakkara dengan terlebih dahulu mengamankan pusaka Toga Simamora yaitu,
1. Pedang sitastas nambur yang diikat oleh emas, Tetapi Sarung dari Pedang
juga dikat dengan emas, disembunyikan di Bonggar-bonggar
2. Tombak yang bermata emas, tangkainya (stik) di kubur di salah satu tiang
rumah,
3. Pustaha (buku lak-lak)
4. Gong (ogung sarabanan) di kubur di pokok nangka silambuyak (pinasa
silambuyak)
Setelah Tuan Sumerham mengamankan ke-empat barang pusaka tersebut, maka merekapun pergi menuju suatu tempat yang belum mereka ketahui. Sebagai acuan mereka tinggal di mana, sudah mempersiapkan sekepal tanah dari Tano Tipang Bakkar, yang akan di bandingkan dengan tanah pilihan mereka dimana kelak akan berdiam/tinggal.
Tibalah mereka (Tuan Sumerham dan boru Siregar) di suatu tempat pebukitan, yang kita kenal sekarang bernama “LOBU TONDANG” dipelataran lobu tondang, terdapat sebuah pohon, yang disebut pohon buah rambe, yang setiap saat berbuah dan setiap saat banyak buahnya yang sudah matang. Rasanya manis asam dan lebih terasa manisnya kalau sudah sempurna matangnya. Buah inilah yang menjadi makanan mereka sementara sebelum hasil tani mereka panen. Serta dilereng pebukitan tersebut, terdapat mata air yang sangat segar dan jernih, menjadi sumber air bersih dan cuci mandi bagi Tuan Sumerham dan boru Siregar.
Ternyata buah rambe ini mempunyai khasiat untuk menyuburkan kedua oppung kita Tuan Sumerham dan boru Siregar. Maka pada suatu saat Oppung kita boru Siregar mengandung anak pertamanya. dan seterusnya hingga mempunyai tiga orang putra dan satu orang putri. Anak Pertama diberi nama Rambe Toga Purba, Anak Kedua diberi nama Rambe Raja Nalu, yang terakhir Rambe Anak Raja dan Rambe menjadi icon ketiga anaknya yang selanjutnya menjadi marga keturunan Tuan Sumerham, dan sejak saat itu Rambe semakin banyak, dan tidak mungkin tinggal di suatu tempat yaitu Lobu Tondang.
(Sejarah pertemuan Tuan Sumerham dengan Raja Tuktung Pardosi sejarah tersendiri dalam Tulisan ini)
Maka Rambe Toga Purba istrinya Rumbi br. Pardosi ditempatkan di Tambok Rawang Jakhadatuon/Batugaja sebelah selatan Lobu Tondang dengan daerah penyebaran kearah selatan, Tenggara, dan Barat daya. Rambe Raja Nalu dengan istrinya Kirri br. Pardosi ditempatkan di Rura Parira Sibambanon sebelah Timur Lobu Tondang, dengan daerah penyebaran keturunannya Timur, Timur Laut dan Tenggara. Rambe Anak Raja dengan istrinya Nanja br. Pardosi ditempatkan di Tolping sebelah Barat Lobu Tondang dengan daerah penyebaran keturunan daerah Barat Daya dan Barat Laut. Daerah Utara yang dibentang oleh sungai Sisira menjadi daerah panombangan sekaligus menjadi batas bagian Utara Negeri Rambe. Hingga generasi ke-7 pemakaian marga Rambe masih eksis di Negeri Rambe, Pakkat.
Menurut penelusuran saya, bahwa keturunan Tuan Sumerham sebelum masuknya rintisan jalan oleh Belanda ke seluruh daerah di sumatera utara, adalah memakai marga Rambe. Ini dibuktikan oleh
1. Nisan marga manik yang terdapat di Sijarango tertulis “Op. Ganda Marimbulu
Manik/br. Rambe”
2. Surat Keterangan dari pemerintah Belanda tertulis “Aman Sampe Rambe
marhoendoelan di Pakkat Barus Hulu”. Ternyata keturunan Sampe Rambe sekarang
ini memakai marga Purba
3. Marga Rambe sendiri yang tinggal di daerah selatan Sumatera Utara (Utamanya
Sipiongot dan Gunungtua sekitarnya) Kahanggi yang bermukim di sana, membawa
marga rambe dari Pakkat, tetap memakai Rambe sampai sekarang
Setelah anak-anaknya dewasa, ketiganya mengambil istri putrinya raja Pardosi, borunya Raja Tuktung
(cerita ini saya perpendek, mengambil pokok-pokok
yang di bicarakan difacebook mudah-mudahan satu saat saya bisa menulis
sejarahnya di blog
lobu tondang sedetail mungkin)
Kalau yang bernama asli Baginda So Juangon adalah generasi ke 5 dari Tuan Sumerham adalah dari si Rambe Anak Raja. dua bersaudara, adeknya bernama Guru So Juangon tinggal di Pakkat Hauagong. (ini saya dapat kemudian setelah orang sudah memutuskan kalau Baginda So Juangon dari Si Rambe Raja Nalu) Baginda So Juangon dari si Anak Raja, menjadi dianggap mengacaukan tarombo/stambuk
I. Tarombo/Stambuk dari Pakkat.
Gnr. 1. Tuan Sumerham/br. Siregar, mempunyai anak tiga dan satu putri yaitu:
Gnr. 2. 1. Rambe Toga Purba/Rumbi br. Pardosi (Tambok Rawang)
2. Rambe Raja Nalu/Kirri br. Pardosi (Rura Parira)
3. Rambe Anak Raja/Nanja br. Pardosi (Tolping) Putri Tuan Sumerham yang bernama Surta Mulia br. Rambe, Menukah dengan marga Pasaribu, dan diberi mereka Pahuseang di Sirandorung, Negeri Rambe Pakkat.
Untuk mengetahui Sundutnya Tuan Sumerham menurut versi Rambe Anak Raja, maka selanjutnya kita ambil dari Rambe Anak Raja
Gnr.2. Rambe Anak Raja/Nanja br. Pardosi mempunyai anak toga orang
Gnr.3. 1. Raja Perak Rambe Anak Raja (Lobu Hariburan)
2. Raja Mole-ole Rambe Anak Raja (Sijarango-Siambaton)
3. Tumpak Martahi Rambe Anak Raja (Huta Tonga)
Raja Perak Rambe Anak Raja Mempunyai anak dua orang
Gnr.4. 1. Tunggul Di Juji Rambe Anak Raja (merantau ke Aceh) hingga sekarang
belum ada informasi tentang keturunannya.
2. Raja Na Gurguron Rambe Anak Raja
Raja Na Gurguron Rambe Anak Raja mempunyai anak dua orang yaitu;
Gnr.5. 1. Baginda So Juangon Rambe Anak Raja dalam stambuk/tarombo yang
saya dapatkan terdapat catatan, bahwa Baginda So Juangon pergi merantau
kearah Sidempuan
2. Guru So Juangon Rambe Anak Raja
Dari Guru So Juangon, hingga generasi ke Sembilan, masing-masing hanya mempunyai satu orang keturunan.
Secara berurutan, Gnr. Ke-6 Oppu Sangga Mulana. Gnr. Ke-7, Amani Sangga Mulana, Gnr. Ke-8, Sangga Mulana, Gnr. Ke-9, Oppu Sigurdangon, mempunyai dua orang anak yaitu Gnr. Ke-10 1. Op. Sailan dan 2. Aman .
Catatan Penulis : ini merupakan penuangan dari yang sudah ditemukan semata. Kemungkinan akan berkembang sesuai dengan yang ditemukan kemudian. Sehingga bukan kebenaran mutlak, tetapi sudah dapat dijadikan acuan terhadap perkembangan kemudian.
Pendapat dan informasi ini, diperkuat oleh statmen seorang natua-tua kita dari Siranggason, Pakkat, pada bulan Desember 2009 yang lalu, menyatakan; “Opponta Baginda So Juangon, ima apala hahani Oppunta Guru So Juangon, na lao mangaranto, pinompar ni oppunta Si Anak Raja”. Nama ini juga persis sama dengan yang ada di daerah perantauan Selatan Sumut. Yang menjadi pertanyaan, Kalau Baginda So Juangon dari omppung kita Rambe Raja Nalu, kenapa merobah nama, sebab pada saat di Laksa, Pakkat kalau tidak salah bernama Satia Raja Rambe Raja Nalu. Kenapa berobah menjadi Baginda So Juangon?
II. Tarombo/Stambuk Baginda So Juangon (dari Selatan)
Gnr. 1. Tuan Sumerham/br. Siregar, punya anak tiga orang (tidak disebut dengan seorang Putri), Yaitu;
Gnr. 2. 1. Rambe Raja Purba
2. Rambe Raja Nalu
3. Rambe Anak Raja
Diambil dari Rambe Anak Raja, mempunyai tiga orang anak, yaitu;
Gnr. 3. 1. Raja Perak Rambe
2. Raja Mole-ole Rambe
3. Tumpak Martahi Rambe
Diambil dari Raja Perak Rambe, mempunyai dua orang anak yaitu;
Gnr. 4. 1. Tunggul Di Juji Rambe
2. Raja Na Gurguron Rambe
Diambil dari Raja Na Gurguron, mempunyai dua orang anak yaitu;
Gnr. 5. 1. Baginda Raja So Juangon Rambe (di Aek Pisang)
2. Guru So Juangon Rambe (di Pakkat)
Diambil dari Baginda Raja So Juangon Rambe, mempunyai emapat orang anak yaitu;
Gnr. 6. 1. Namora Dibatu Nabolon Rambe (haruaran ni raja-raja Tano Holbung)
2. Namora Tabo Rambe (haruaran ni raja-raja Rambe Huta Somat) Sipiongot
3. Namora di Gurguron Rambe (haruaran ni raja-raja Rambe Simundol)
4. Guru Muloha Rambe (haruaran ni raja-raja Rambe Aek Suhat)
Yang memberikan Tarombo ini mengambil generasi/sundut berikutnya dari
Namora Dibatu Nabolon, mempunyai satu orang anak yaitu;
Gnr. 7. 1. Jalaga Rambe mempunyai empat orang anak yaitu;
Gnr. 8. 1. Japanggulmaan Rambe.
2. Badu Soman Rambe.
3. Simundol Rambe.
4. Jaonan Rambe.
Dari generasi/sundut ke-8 ini, diambil dari Japanggulmaan dan Jaonan
Rambe. Japanggulmaan mempunyai 5 orang anak, yaitu;
Gnr. 9. 1. Jatanduk Rambe.
2. Jahulembang Rambe (Aek Tangga).
3. Akal Rambe.
4. Jalius Rambe.
5. Alias Rambe.
Anak dari Jaonan Rambe ada 5 orang yaitu;
Gnr. 9. 1. Jahobuk Rambe.
2. Mulia Rambe.
3. Jarupat Rambe.
4. Japanggulapak Rambe.
5. Adil Rambe.
Untuk generasi/sundut ke-10, diambil dari generasinya Japanggulmaan
Yaitu; Jatanduk Rambe, mempunyai dua orang anak yaitu;
Gnr. 10.1. Rokkaya Inganan Rambe.
2. Jatumbasan Rambe. (sungai Pining)
Jahulembang Rambe mempunyai 5 orang anak yaitu;
Gnr. 10.1. Jamanahan Rambe (Sungai Pining).
2. Cair Muda Rambe (Sungai Pining).
3. Jamarmasuk Rambe (Sipotang Ari).
4. Marasia Rambe (Bondar Sito).
5. Jasayas Rambe (Bonandolok).
Anak dari Jalius Rambe (sungai Pining), dua orang yaitu;
Gnr. 10.1. Markus Rambe (sungai Pining)
2. Japarnantian Rambe (Sungai Mangambat)
Anak dari Alias Rambe satu orang yaitu;
Gnr. 10.1. Raja Ona Rambe. Dst.
Catatan Penulis: Tarombo ini dituangkan dari tarombo yang saya simpan. Semata-mata bukan yang paling benar, tetapi pling tidak menjadi acuan, atau bandingan terahadap temuan kemudian. Kalau ada perbedaan dengan tarombo yang menjelaskan tentang Baginda So Juangon, tentu ini menjadi bahan pertimbangan dan pemikiran bagi Marga Rambe bukan untuk mengacaukan garis keturunan kahanggi.
Kalau nama itu Glr. Baginda So Juangon adalah hal yang lumrah mengambil nama
oppungnya sama-sama Rambe. Sebab Satia Raja adala Generasi ke-7 dari
Tuan Sumerham. Informasi lain yang perlu dipertimbangkan bahwa saya
mendapatkan tarombo dari selatan di Jakarta, juga sama dengan dokumen
yang saya simpan. Dan tarombo itu menurut yang punya sudah turun
temeurun sampai ke dia.
Lalu yang menjadi patokan para orang tua yang disosialisasikan ke generasi sekarang adalah bahwa Baginda So Juangon berasal dari Si Rambe Raja Nalu. Tetapi informasi dari generasi muda Rambe melalui jejaring social, ada yang mengatakan generasi ke-5 dari Tuan Sumerham, dan ada yang mengatakan generasi ke-7. Tentu informasi ini dari para orang tua Rambe juga. Mungkin juga orang tua mereka. Saya sendiri sudah menelusurianya, dari catatan yang ada atau pernyataan yang bersangkutan, diakui sama-sama Baginda So Juangon walau dalam pengetahuan mereka berbeda generasi. Kalau dikatakan Baginda So Juangon generasi ke-5, maka beliau dari Rambe Anak Raja dan yang mengatakan itu adalah Rambe keturunan Anak Raja. Kalau dikatakan Baginda So Juangon itu adalah generasi ke-7 maka yang mengatakan itu adalah Rambe keturunan dari Raja Nalu. Dan hasil penelusuran tersebut diiakan oleh salah seorang mereka dari satu oppung, bahwa Keturunan dari Rambe Raja Nalu yang “menyusul” ke Sipiongot, adalah bernama Satia Raja Rambe Raja Nalu yang meninggalkan seorang istri boru Pane dan seorang putra di Laksa, Pakkat. dan Satia Raja sendiri generasi ke 7 dari Tuan Sumerham.
(Catatan : Kata menyusul di sini adalah adanya saudara yang sudah lebih dahulu tinggal di sana lalu kemudian di ikuti yang lain kemudian dalam satu marga)
yang menjadi pertanyaan kenapa menjadi Baginda So Juangon? atau mungkin glr. Baginda So Juangon ? Kenapa tidak tetap memakai nama Satia Raja. (lanjutan cerita ini akan menyangkut Rambey yang mengaku Lubis nanti akan disambung dalam tulisan tersendiri sesuai versi Rambe).
oleh Beresman Rambe
(Op. ni si Jonathan So Tarjua Ro Berkat)